Have a day full of smiles, good work and love!
Because Smile is the Melody of the Soul. Work is the Service of the Spirit and Love is the Gift of the heart.

Senin, 09 Agustus 2010


Ketika Iffah mulai luntur dibalik fenomena facebook

Untuk ikhwan dan akhwat,serta teman-teman di facebook, dimanapun berada...
semoga bermanfaat...



Ketika perpecahan keluarga menjadi tontonan yang ditunggu dalam sebuah episode infotainment setiap hari. Ketika aib seseorang ditunggu-tunggu ribuan mata bahkan jutaan dalam berita-berita media massa. Ketika seorang celebritis dengan bangga menjadikan kehamilannya di luar pernikahan yang sah sebagai ajang sensasei yang ditunggu-tunggu ...'siapa calon bapak si jabang bayi?'

Ada khabar yang lebih menghebohkan, lagi-lagi seorang celebrities yang belum resmi berpisah dengan suaminya, tanpa rasa malu berlibur, berjalan bersama pria lain, dan dengan mudahnya mengolok-olok suaminya.

Wuiih......mungkin kita bisa berkata ya wajarlah artis, kehidupannya ya seperti itu, penuh sensasi.Kalau perlu dari mulai bangun tidur sampai tidur lagi, aktivitasnya diberitakan dan dinikmati oleh publik.

Wuiiih......ternyata sekarang bukan hanya artis yang bisa seperti itu, sadar atau tidak, ribuan orang sekarang sedang menikmati aktivitasnya apapun diketahui orang, dikomentarin orang bahkan mohon maaf ....'dilecehkan' orang, dan herannya perasaan yang didapat adalah kesenangan.

Fenomena itu bernama facebook, setiap saat para facebooker meng update statusnya agar bisa dinikmati dan dikomentarin lainnya. Lupa atau sengaja hal-hal yang semestinya menjadi konsumsi internal keluarga, menjadi kebanggaan di statusnya. Lihat saja beberapa status facebook :

* Seorang wanita menuliskan "Hujan-hujan malam-malam sendirian, enaknya ngapain ya.....?"------kemudian puluhan komen bermunculan dari lelaki dan perempuan, bahkan seorang lelaki temannya menuliskan "mau ditemanin? Dijamin puas deh..."

* Seorang wanita lainnya menuliskan " Bangun tidur, badan sakit semua, biasa....habis malam jumat ya begini...:" kemudian komen2 nakal bermunculan...

* Ada yang menulis " bete nih di rumah terus, mana misua jauh lagi....", ----kemudian komen2 pelecehan bermunculan

* Ada pula yang komen di wall temannya " eeeh ini si anu ya ...., yang dulu dekat dengan si itu khan? Aduuh dicariin tuh sama si itu...." ----lupa klu si anu sudah punya suami dan anak-anak yang manis

* Yang laki-laki tidak kalah hebat menulis statusnya "habis minum jamu nih...., ada yang mau menerima tantangan ?'----langsung berpuluh2 komen datang

* Ada yang hanya menuliskan, "lagi bokek, kagak punya duit..."

* ( mohon maaf sebelumnya) Ada juga yang nulis " mau tidur nih, panas banget...bakal tidur pake dalaman lagi nih"


Dan ribuan status-status yang numpang beken dan pengin ada komen-komen dari lainnya

Dan itu sadar atau tidak sadar dinikmati oleh indera kita, mata kita, telinga kita, bahkan pikiran kita.


Ada yang lebih kejam dari sekedar status facebook, dan herannya seakan hilang rasa empati dan sensitifitas dari tiap diri terhadap hal-hal yang semestinya di tutup dan tidak perlu di tampilkan.

* Seorang wanita dengan nada guyon mengomentarin foto yang baru sj di upload di albumnya, foto-foto saat SMA dulu setelah berolah raga memakai kaos dan celana pendek.....padahal sebagian besar yg didalam foto tersebut sudah berjilbab

* Ada seorang karyawati mengupload foto temannya yang sekarang sudah berubah dari kehidupan jahiliyah menjadi kehidupan islami, foto saat dulu jahiliyah bersama teman2 prianya bergandengan dengan ceria....

* Ada pula seorang pria meng upload foto seorang wanita mantan kekasihnya dulu yang sedang dalam kondisi sangat seronok padahal kini sang wanita telah berkeluarga dan hidup dengan tenang


Rasanya hilang apa yang diajarkan seseorang yang sangat dicintai Allah...., yaitu Muhammad, Rasulullah kepada umatnya. Seseorang yang sangat menjaga kemuliaan dirinya dan keluarganya. Ingatkah ketika Rasulullah bertanya pada Aisyah " Wahai Aisyah apa yang dapat saya makan pagi ini?" maka Istri tercinta, sang humairah, sang pipi merah Aisyah menjawab " Rasul, kekasih hatiku, sesungguhnya tidak ada yang dapat kita makan pagi ini". Rasul dengan senyum teduhnya berkata "baiklah Aisyah, aku berpuasa hari ini". Tidak perlu orang tahu bahwa tidak ada makanan di rumah rasulullah....

Ingatlah Abdurahman bin Auf mengikuti Rasulullah berhijrah dari mekah ke madinah, ketika saudaranya menawarkannya sebagian hartanya, dan sebagian rumahnya, maka abdurahman bin auf mengatakan, tunjukan saja saya pasar. Kekurangannya tidak membuat beliau kehilangan kemuliaan hidupnya. Bahwasanya kehormatan menjadi salah satu indikator keimanan seseorang, sebagaimana Rasulullah, bersabda, "Malu itu sebahagian dari iman". (Bukhari dan Muslim).

Dan fenomena di atas menjadi Tanda Besar buat kita umat Islam, hegemoni 'kesenangan semu' dan dibungkus dengan 'persahabatan fatamorgana' ditampilkan dengan mudahnya celoteh dan status dalam facebook yang melindas semua tata krama tentang Malu, tentang menjaga Kehormatan Diri dan keluarga.

Dan Rasulullah menegaskan dengan sindiran keras kepada kita "Apabila kamu tidak malu, maka berbuatlah!!"  
 

Delapan Tanda Keihklasan

Ada delapan tanda-tanda keikhlasan yang bisa kita gunakan untuk mengecek apakah rasa ikhlas telah mengisi relung-relung hati kita. Kedelapan tanda itu adalah:

1. Keikhlasan hadir bila Anda takut akan popularitas

Imam Ibnu Syihab Az-Zuhri berkata, “Sedikit sekali kita melihat orang yang tidak menyukai kedudukan dan jabatan. Seseorang bisa menahan diri dari makanan, minuman, dan harta, namun ia tidak sanggup menahan diri dari iming-iming kedudukan. Bahkan, ia tidak segan-segan merebutnya meskipun harus menjegal kawan atau lawan.” Karena itu tak heran jika para ulama salaf banyak menulis buku tentang larangan mencintai popularitas, jabatan, dan riya.

Fudhail bin Iyadh berkata, “Jika Anda mampu untuk tidak dikenal oleh orang lain, maka laksanakanlah. Anda tidak merugi sekiranya Anda tidak terkenal. Anda juga tidak merugi sekiranya Anda tidak disanjung ornag lain. Demikian pula, janganlah gusar jika Anda menjadi orang yang tercela di mata manusia, tetapi menjadi manusia terpuji dan terhormat di sisi Allah.”

Meski demikian, ucapan para ulama tersebut bukan menyeru agar kita mengasingkan diri dari khalayak ramai (uzlah). Ucapan itu adalah peringatan agar dalam mengarungi kehidupan kita tidak terjebak pada jerat hawa nafsu ingin mendapat pujian manusia. Apalagi, para nabi dan orang-orang saleh adalah orang-orang yang popular. Yang dilarang adalah meminta nama kita dipopulerkan, meminta jabatan, dan sikap rakus pada kedudukan. Jika tanpa ambisi dan tanpa meminta kita menjadi dikenal orang, itu tidak mengapa. Meskipun itu bisa menjadi malapetaka bagi orang yang lemah dan tidak siap menghadapinya.

2. Ikhlah ada saat Anda mengakui bahwa diri Anda punya banyak kekurangan

Orang yang ikhlas selalu merasa dirinya memiliki banyak kekurangan. Ia merasa belum maksimal dalam menjalankan segala kewajiban yang dibebankan Allah swt. Karena itu ia tidak pernah merasa ujub dengan setiap kebaikan yang dikerjakannya. Sebaliknya, ia cemasi apa-apa yang dilakukannya tidak diterima Allah swt. karena itu ia kerap menangis.

Aisyah r.a. pernah bertanya kepada Rasulullah saw. tentang maksud firman Allah: “Dan orang-ornag yang mengeluarkan rezeki yang dikaruniai kepada mereka, sedang hati mereka takut bahwa mereka akan kembali kepada Tuhan mereka.” Apakah mereka itu orang-orang yang mencuri, orang-orang yang berzina, dan para peminum minuman keras, sedang mereka takut akan siksa dan murka Allah ‘Azza wa jalla? Rasulullah saw. menjawab, “Bukan, wahai Putri Abu Bakar. Mereka itu adalah orang-orang yang rajin shalat, berpuasa, dan sering bersedekah, sementera mereka khawatir amal mereka tidak diterima. Mereka bergegas dalam menjalankan kebaikan dan mereka orang-orang yang berlomba.” (Ahmad).

3. Keikhlasan hadir ketika Anda lebih cenderung untuk menyembunyikan amal kebajikan

Orang yang tulus adalah orang yang tidak ingin amal perbuatannya diketahui orang lain. Ibarat pohon, mereka lebih senang menjadi akar yang tertutup tanah tapi menghidupi keseluruhan pohon. Ibarat rumah, mereka pondasi yang berkalang tanah namun menopang keseluruhan bangunan.

Suatu hari Umar bin Khaththab pergi ke Masjid Nabawi. Ia mendapati Mu’adz sedang menangis di dekat makam Rasulullah saw. Umar menegurnya, “Mengapa kau menangis?” Mu’adz menjawab, “Aku telah mendengar hadits dari Rasulullah saw. bahwa beliau bersabda, ‘Riya sekalipun hanya sedikit, ia termasuk syirik. Dan barang siapa memusuhi kekasih-kekasih Allah maka ia telah menyatakan perang terhadap Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang baik, takwa, serta tidak dikenal. Sekalipun mereka tidak ada, mereka tidak hilang dan sekalipun mereka ada, mereka tidak dikenal. Hati mereka bagaikan pelita yang menerangi petunjuk. Mereka keluar dari segala tempat yang gelap gulita.” (Ibnu Majah dan Baihaqi)

4. Ikhlas ada saat Anda tak masalah ditempatkan sebagai pemimpin atau prajurit

Rasulullah saw. melukiskan tipe orang seperti ini dengan berkataan, “Beruntunglah seorang hamba yang memegang tali kendali kudanya di jalan Allah sementara kepala dan tumitnya berdebu. Apabila ia bertugas menjaga benteng pertahanan, ia benar-benar menjaganya. Dan jika ia bertugas sebagai pemberi minuman, ia benar-benar melaksanakannya.”

Itulah yang terjadi pada diri Khalid bin Walid saat Khalifah Umar bin Khaththab memberhentikannya dari jabatan panglima perang. Khalid tidak kecewa apalagi sakit hati. Sebab, ia berjuang bukan untuk Umar, bukan pula untuk komandan barunya Abu Ubaidah. Khalid berjuang untuk mendapat ridha Allah swt.

5. Keikhalasan ada ketika Anda mengutamakan keridhaan Allah daripada keridhaan manusia

Tidak sedikit manusia hidup di bawah bayang-bayang orang lain. Bila orang itu menuntun pada keridhaan Allah, sungguh kita sangat beruntung. Tapi tak jarang orang itu memakai kekuasaannya untuk memaksa kita bermaksiat kepada Allah swt. Di sinilah keikhlasan kita diuji. Memilih keridhaan Allah swt. atau keridhaan manusia yang mendominasi diri kita? Pilihan kita seharusnya seperti pilihan Masyithoh si tukang sisir anak Fir’aun. Ia lebih memilih keridhaan Allah daripada harus menyembah Fir’aun.

6. Ikhlas ada saat Anda cinta dan marah karena Allah

Adalah ikhlas saat Anda menyatakan cinta dan benci, memberi atau menolak, ridha dan marah kepada seseorang atau sesuatu karena kecintaan Anda kepada Allah dan keinginan membela agamaNya, bukan untuk kepentingan pribadi Anda. Sebaliknya, Allah swt. mencela orang yang berbuat kebalikan dari itu. “Dan di antara mereka ada orang yang mencela tentang (pembagian) zakat. Jika mereka diberi sebagian daripadanya, mereka bersenang hati, dan jika mereka tidak diberi sebagian daripadanya, dengan serta merta mereka menjadi marah.” (At-Taubah: 58)

7. Keikhalasan hadir saat Anda sabar terhadap panjangnya jalan

Keikhlasan Anda akan diuji oleh waktu. Sepanjang hidup Anda adalah ujian. Ketegaran Anda untuk menegakkan kalimatNya di muka bumi meski tahu jalannya sangat jauh, sementara hasilnya belum pasti dan kesulitan sudah di depan mata, amat sangat diuji. Hanya orang-orang yang mengharap keridhaan Allah yang bisa tegar menempuh jalan panjang itu. Seperti Nabi Nuh a.s. yang giat tanpa lelah selama 950 tahun berdakwah. Seperti Umar bin Khaththab yang berkata, “Jika ada seribu mujahid berjuang di medan juang, aku satu di antaranya. Jika ada seratus mujahid berjuang di medan juang, aku satu di antaranya. Jika ada sepuluh mujahid berjuang di medan juang, aku satu di antaranya. Jika ada satu mujahid berjuang di medan juang, itulah aku!”

8. Ikhlas ada saat Anda merasa gembira jika kawan Anda memiliki kelebihan

Yang paling sulit adalah menerima orang lain memiliki kelebihan yang tidak kita miliki. Apalagi orang itu junior kita. Hasad. Itulah sifat yang menutup keikhlasan hadir di relung hati kita. Hanya orang yang ada sifat ikhlas dalam dirinya yang mau memberi kesempatan kepada orang yang mempunyai kemampuan yang memadai untuk mengambil bagian dari tanggung jawab yang dipikulnya. Tanpa beban ia mempersilakan orang yang lebih baik dari dirinya untuk tampil menggantikan dirinya. Tak ada rasa iri. Tak ada rasa dendam. Jika seorang leader, orang seperti ini tidak segan-segan membagi tugas kepada siapapun yang dianggap punya kemampuan.
 .......k e h i l a n g a n......
Ku coba ungkap tabir ini...
Kisah antara kau dan aku..
Terpisahkan oleh ruang dan waktu
Menyudutkanmu......meninggalkanku...

Kumerasa tlah kehilangan...
Cintamu yang tlah lama hilang...
Kau pergi jauh karena khilapku
Yang tak pernah menganggapmu ada..

Asmara memisahkan kita..
Mengingatkanku pada dirimu..
Gelora mengingatkanku
Bahwa cintamu talah merasuk jantungku..

Sejujurnya...kutak bisa...
Hidup tanpa ada kamu aku gila...
Seandainya kamu bisa....
Mengulang kembali lagi cinta kita...

Tak kan kusia-siakan kamu lagi...

Minggu, 08 Agustus 2010

Umur Yang Hakiki....adalah Waktu - Waktu yang '' terisi ''.....

Kebahagiaan, keceriaan, kelegaan, ketentraman dan ketulusan hati untuk menerima apa yang terjadi...adalah dambaan hati setiap insan...

Waktu-waktu yang terisi dengan kesedihan, kegelisahaan, dan ketidakberdayaan pada dasarnya hanya akan membawa kita pada kerugian...mereka adalah musuh dalam kehidupan....

Jadilah seperti kupu-kupu...cantik dan menawan...dan terbang ringan tanpa beban...

Ketahuilah...
Hidup ini hanya sesaat...
Jadilah seperti seekor semut...yang hidup dalam kesungguhan, ketekunan dan kesabaran...

Optimis menghadapi masa depan....jangan pernah merasa gagal...karena sejarah tak pernah mengenal kata penghabisan...sebab...jalan keluar dan perbaikan masih luas terbentang..

Sesungguhnya umur itu seperti tubuh....bisa dipercantik...
Umur itu seperti bangunan...bisa dipugar...diperindah dengan warna-warni yang menawan...

Menjauhi kemalasan...menghilangkan bayang-bayang kesulitan....

Berusaha ihklas menerima yang telah digariskan....mensyukuri setiap pemberian.... dan menyakini setiap ketentuan...

Perlu diingat....
Jangan pernah menyangka bahwa hidup didunia ini...akan mendapat kebahagiaan yang sempurna....karena sesungguhnya....tak ada seorang pun yang memperoleh semua yang diinginkan....

Istigfar....

Sumber ketenangan dan kedamaian sangatlah banyak, tetapi sayang banyak orang yang tidak mengetahuinya. Hal ini dikarenakan mata hatinya telah tertutup yang membuatnya jauh dari nilai ajaran agama..
Semakin jauh, semakin lupa akan sumber pertolongan dan sang pemberi bantuan yang hakiki...
Oleh karena itu...sangatlah wajar bila gelisah dan sedih datang silih berganti.

Janganlah menjadi mahluk yang dungu dan lupa atas kekuasaan-Nya....

Salah satu cara yang bisa membuka pintu ketenangan dan kedamaian adalah menyucikan diri dengan membaca '' istigfar ''

Istigfar bisa membantu menyucikan hati dan fikiran sehingga kita menjadi tercerahkan dalam mencari solusi dari setiap masalah.

Istigfar tidak hanya meminta ampun atas segala dosa yang telah kita buat. Banyak hikmah dan manfaat dari Istigfar. Istigfar mendekatkan kita pada sang pemilik hidup.

Dengan terapi Istigfar...insya Allah banyak keajaiban yang menyelimuti kita....
Amin...

Jumat, 06 Agustus 2010

Semakin  ragu mengenai masa depan...semakin  harus pasti mengenai yang dilakukan hari ini
Apakah kesibukan hari ini ada hubungannya dengan masa depan yang damai dan sejahtera?

Jika tidak, janganlah santai melakukan sesuatu yang tak berguna.
...
Pilihlah pekerjaan yang sangat menyemangati, atau semangatilah diri dalam pekerjaan yang telah diberkatkan oleh Tuhan  hari ini.

 Mario Teguh


Tidak ada orang yang ikhlas menjadikan jiwanya salah

Apakah hati ini bisa damai melakukan yang salah?

Apakah kita bisa berdusta satu kali, tanpa melahirkan dusta-dusta berikutnya yang memenjara hati?
...
Siapakah yang cukup kuat untuk berlama-lama hidup gelisah?

BAHKAN JIWA YANG PALING TERSESAT PUN, SESUNGGUHNYA SEDANG MERINDUKAN PENYELAMATAN

Mario Teguh

Indahkanlah diri dan pribadimu, sebagai hadiah yang membahagiakan kekasih, keluarga, dan orang lain.

Tetapi jika mereka tak menghargai niat dan kebaikanmu, bersabarlah.

Sesungguhnya setiap jiwa hanya bertanggung-jawab atas dirinya sendiri.
...
Peliharalah keterhubungan hatimu dengan Tuhan, bahkan di dalam pengabaian dan perendahan oleh orang lain.

Engkau jiwa yang khusus bagi Tuhan. Bersabarlah.

Tersenyumlah untuk Kehidupan....Biarkan Ia Mengalir seperti Air....

Sahabat..
hidup ini seperti air yang mengalir..
ia melewati berbagai hambatan..
namun air itu akan tetap akan melewati hambatan itu dengan sendirinya..

Sahabat..
hidup ini seperti air yang mengalir..
ia mempunyai tujuan, yaitu LAUT..
yang luas terhampar..
tapi sebelum sampai pada tujuannya ia harus melewati rintangan-rintangan serta hambatan..
bisa jadi hambatan itu akan menghadangnya didepan..
sehingga membuatnya harus menghancurkan hambatan itu.....atau hambatan yang membuatnya hitam pekat, bau.. walaupun ia harus berjalan dengan lambatnya..  
( perumpamaan HATI kita yang dipenuhi dengan maksiat padaNYA, dan dapat dihilangkan dengan taubat secara terus menerus sambil menyesali maksiat yang kita lakukan )
namun tetap sampailah ia ke LAUT..

Sahabat..
itulah hidup bagaikan air yang mengalir..
ALLAH tak perlu melihat cepat sampainya pada tujuan (LAUT, bagi kita SURGA)
namun yang IA lihat adalah proses untuk mencapai tujuannya..

Proses, yang membuat kita semakin dewasa
Proses, yang membuat kita semakin dapat menyikapi hidup
Proses, yang membuat kita selalu belajar
Proses dan Proses...

karena Hidup adalah Proses perubahan menuju yang lebih baik..
Perubahan dapat terjadi bila kita bergerak dengan sesuatu yang positif..

jadi hidup adalah bergerak seperti air yang mengalir..
maka jika kita tak  bergerak seperti air yang mengalir, berarti kita telah mati.

tetapi hakikat dari mati adalah matinya hati kita

Sumber : Kata-kata Hikmah/ Abi Priyo

Kamis, 05 Agustus 2010



Ma'rifat adalah modalku 
Akal pikiran adalah sumber agamaku
Rindu adalah kendaraanku
                                                                                           
 Berdzikir kepada Allah kawan dekatku,
Keteguhan perbendaharaanku,
Duka adalah kawanku,

Ilmu adalah senjataku,
Ketabahan adalah pakaianku,
Kerelaan sasaranku,

Faqr adalah kebanggaanku,
Menahan diri adalah pekerjaanku,
Keyakinan makananku,

Kejujuran perantaraku,
Ketaatan adalah ukuranku,
Berjihad perangaiku,
Dan hiburanku adalah dalam sembahyang.

(Nabi Muhammad SAW)

sebelas bulan....

Sebelas bulan bukan waktu yang sebentar bagiku...aku telah mengaduk-aduk jalan hidupku sendiri...
Jalan lurus yang semula aku dambakan.....dan aku pertahankan...luluh lantak akibat ketidak sempurnaanku sebagai pemilik iman...

Lika-liku kehidupan yang mewarnai jalan hidupku....
Pasang surut keimanan yang senantiasa mengombang-ambingkan nuraniku...
Menghempaskanku pada jalan ketidakpastian.....
Membawaku ke arah yang samar...Jauh dari damba kenyataan.... Kuterjebak dalam nikmatnya bayangan...
Hingga kuterkoyak dalam rangkai jerat kemudharatan..

Kini KUTERLUKA karena terjerang...
SESAK...PERIH...meresap bagai sekam terbakar...
Membuatku terpuruk dalam ketidakberdayaan....
Ini semua adalah TEGURAN...

Sebelas bulan bukan sesaat bagiku...
Dalam gulanaku....aku SADAR ..
Pemilik diriku tak pernah meninggalkanku....
Kuanggap ini sebagai UJIAN....dalam langkah pembentukan keimananku kepada-Nya...
DIA masih membukakan mata hatiku...yang sekian lama terbenam dalam lingkaran SEMU... yang pada dasarnya hanya mengobrak-abrik perjalanan hidupku... Alhamdulillah...

Sebelas bulan membawaku menapaki perjalanan MULTI DIMENSI...maya dan nyata...
Mengajakku mengolah bumbu-bumbu kehidupan....
Memaksakku untuk memilah-milah...mana yang pantas....mana yang tidak...mana yang benar....mana salah...
Sungguh kurasa BERAT....

Sebelas bulan tak akan pernah aku lupakan...
Masa yang membawaku untuk menjadi mahluk yang lebih BIJAK dalam menapaki kehidupan...

Allah telah MENGACAUKU tuk menjadi insan yang pernah merasakan segala dinamika kehidupan..
Tak patut disayangkan...tak pantas dikeluhkan...ini semua adalah rangkai perjalanan yang layak dalam kehidupan....

Sebelas bulan sarat HIKMAH dan MAKNA...yang memaksakku tuk mampu mengukur....seberapa bijak diriku...dalam mengarungi bahtera kehidupan....Insya Allah....

Ramadhan akan segera hadir...semoga mampu kulewati sebagai bentuk JANJI KESUCIAN.....
Bukan sebagai bentuk GERAK TANPA JIWA dan GETARAN HATI...bukan sebuah KHAYAL HAMPA belaka...atau RITUAL tanpa MAKNA...

Semoga Ramadhanku berbuah manis...
Amin.....ya Allahu yarabballalamiin.
..

Do'a Berlindung Dari Perbuatan Buruk



اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ سَمْعِيْ وَمِنْ شَرِّ بَصَرِيْ

وَمِنْ شَرِّ لِسَانِيْ وَمِنْ شَرِّ قَلْبِيْ وَمِنْ شَرِّ مَنِيِّيْ

Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung diri kepada-Mu dari keburukan pendengaranku, kejahatan penglihatanku, keburukan lidahku, keburukan hatiku, dan keburukan air maniku.

HR. Abu Dawud no. 1551, at-Tirmidzi no. 3492, an-Nasa'i VIII/259 - 260. Lihat Shahiih at-Tirmidzi III/166 dan Shahiih an-Nasa'i III/1108

اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا عَمِلْتُ وَ مِنْ شَرِّ مَا لَمْ أَعْمَلْ

Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung diri kepada-Mu dari keburukan apa yang telah aku kerjakan dan dari apa yang belum aku kerjakan.

HR. Muslim no. 2716 dan lainnya

اَللَّهُمَّ جَنِّبْنِيْ مُنْكَرَاتِ اْلأَخْلَاقِ، وَالأَهْوَاء،ِ وَاْلأَعْمَالِ، وَاْلأدْوَاءِ

Ya Allah, jauhkanlah aku dari berbagai kemunkaran akhlak, hawa nafsu, amal perbuatan, dan segala macam penyakit.

HR. Al-Hakim I/532. Dishahihkan dan disepakati oleh adz-Dzahabi. Lihat Shahiih al-Adzkaar 1187 / 938

Poster:
http://img2.pict.com/3d/40/4c/2540389/0/doaberlindungdiridariperbuatanbu.jpg

Berdo'alah Untuk Saudaramu.....

Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda:

دَعْوَةُ الْمَرْءِ الْمُسْلِمِ لأَخِيهِ بِظَهْرِ الْغَيْبِ مُسْتَجَابَةٌ عِنْدَ رَأْسِهِ مَلَكٌ مُوَكَّلٌ كُلَّمَا دَعَا لأَخِيهِ بِخَيْرٍ قَالَ الْمَلَكُ الْمُوَكَّلُ بِهِ آمِينَ وَلَكَ بِمِثْلٍ

"Doa seorang Muslim untuk saudaranya yang dipanjatkan secara sembunyi-sembunyi (tidak di hadapannya) adalah mustajab (terkabul), di sisinya ada seorang Malaikat yang ditugasi, setiap kali dia berdoa kebaikan untuk saudaranya maka Malaikat itu pun berkata : aamiiin .. dan semoga engkau mendapatkan seperti itu juga ..."
(HR. Muslim)

Do'a Berbuka Puasa

Keberkahan lain di waktu berbuka puasa adalah dikabulkannya doa orang yang telah berpuasa, sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam:

ثلاث لا ترد دعوتهم الصائم حتى يفطر والإمام العادل و المظلوم

“Ada tiga orang yang doanya tidak tertolak, orang yang berpuasa ketika berbuka, penguasa yang adil dan orang yang dizhalimi” (HR. Tirmidzi no.2528, Ibnu Majah no.1752, Ibnu Hibban no.2405, dishahihkan Al Albani di Shahih At Tirmidzi)

Oleh karena itu, jangan lewatkan kesempatan baik ini untuk memohon apa saja yang termasuk kebaikan dunia dan kebaikan akhirat. Namun perlu diketahui, terdapat doa yang dianjurkan untuk diucapkan ketika berbuka puasa, yaitu doa berbuka puasa. Sebagaimana hadits

كان رسول الله صلى الله عليه وسلم إذا أفطر قال ذهب الظمأ وابتلت العروق وثبت الأجر إن شاء الله

“Biasanya Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam ketika berbuka puasa membaca doa:

ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتِ الْعُرُوْقُ وَثَبَتَ اْلأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللهُ

/Dzahabaz zhamaa-u wabtalatil ‘uruqu wa tsabatal ajru insyaa Allah/
(‘Rasa haus telah hilang, kerongkongan telah basah, semoga pahala didapatkan. Insya Allah’)” (HR. Abu Daud no.2357, Ad Daruquthni 2/401, dihasankan oleh Ibnu Hajar Al Asqalani di Hidayatur Ruwah, 2/232)

Adapun doa yang tersebar di masyarakat dengan lafazh berikut:

اللهم لك صمت و بك امنت و على رزقك افطرت برحمتك يا ارحم الراحمين

adalah hadits palsu, atau dengan kata lain, ini bukanlah hadits. Tidak terdapat di kitab hadits manapun. Sehingga kita tidak boleh meyakini doa ini sebagai hadits Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam. Entah siapa orang yang membuat doa ini.

Oleh karena itu, doa dengan lafazh ini dihukumi sama seperti ucapan orang biasa seperti saya dan anda. Sama kedudukannya seperti kita berdoa dengan kata-kata sendiri. Sehingga doa ini tidak boleh dipopulerkan apalagi dipatenkan sebagai doa berbuka puasa.

Memang ada hadits tentang doa berbuka puasa dengan lafazh yang mirip dengan doa tersebut, semisal:

كان رسول الله صلى الله عليه وسلم إذا أفطر قال : اللهم لك صمت وعلى رزقك أفطرت فتقبل مني إنك أنت السميع العليم

“Biasanya Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam ketika berbuka membaca doa: Allahumma laka shumtu wa ‘alaa rizqika afthartu fataqabbal minni, innaka antas samii’ul ‘aliim”
Ibnu Hajar Al Asqalani berkata di Al Futuhat Ar Rabbaniyyah (4/341) : “Hadits ini gharib, dan sanadnya lemah sekali”. Hadits ini juga di-dhaif-kan oleh Al Albani di Dhaif Al Jami’ (4350). Atau doa-doa yang lafazh-nya semisal hadits ini semuanya berkisar antara hadits dhaif atau munkar.

Perlu diingat juga bahwasannya doa berbuka puasa ini diucapkan setelah kita sudah memakan santapan buka. Jadi sebelum memakan santapan yg dihidangkan seperti biasanya kita mengucakapkan bismillah, kemudian berbuka dan barulah kita ucapkan doa tersebut. (Penjelasan Syaikh Abdullah Al Jibrin rahimahullah). Wallahu a’lam. Semoga ringakasan ini dapat bermanfaat bagi kaum Muslimin.


Syaikh Muhammad bin Shalih al-'Utsaimin menjelaskan bahwa doa ini :

ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتِ الْعُرُوْقُ وَثَبَتَ اْلأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللهُ

dibaca setelah berbuka Puasa.
Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda:

لاَ يَزَالُ لِسَانُكَ رَطْبًا مِنْ ذِكْرِ اللهِ

Hendaklah lisanmu selalu basah karena berdzikir kepada Allah .... (HR. At-Tirmidzi, Ibnu Majah dan Ahmad)

Tombo Ati ... Dzikir Kepada Allah ...

الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ أَلا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ

"(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram. (QS. Ar-Ra'd : 28)

Bidadari Surga, Ainul Mardiyah


Dalam suatu kisah yang dipaparkan Al Yafi’i dari Syeikh Abdul Wahid bin Zahid, dikatakan: Suatu hari ketika kami sedang bersiap-siap hendak berangkat perang, aku meminta beberapa teman untuk membaca sebuah ayat. Salah seorang lelaki tampil sambil membaca ayat Surah At Taubah ayat 111, yang artinya sebagai berikut :

“Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mu’min, diri dan harta
mereka dengan memberikan sorga untuk mereka”



Selesai ayat itu dibaca, seorang anak muda yang berusia 15 tahun atau lebih bangkit dari tempat
duduknya. Ia mendapat harta warisan cukup besar dari ayahnya yang telah meninggal. Ia berkata:”Wahai Abdul Wahid, benarkah Allah membeli dari orang-orang mu’min diri dan harta mereka dengan sorga untuk mereka?” “Ya, benar, anak muda” kata Abdul Wahid. Anak muda itu melanjutkan:”Kalau begitu saksikanlah, bahwa diriku dan hartaku mulai sekarang aku jual dengan sorga.”


Anak muda itu kemudian mengeluarkan semua hartanya untuk disedekahkan bagi perjuangan. Hanya kuda dan pedangnya saja yang tidak. Sampai tiba waktu pemberangkatan pasukan, ternyata pemuda itu datang lebih awal. Dialah orang yang pertama kali kulihat. Dalam perjalanan ke medan perang pemuda itu kuperhatikan siang berpuasa dan malamnya dia bangun untuk beribadah. Dia rajin mengurus unta-unta dan kuda tunggangan pasukan serta sering menjaga kami bila sedang tidur.


Sewaktu sampai di daerah Romawi dan kami sedang mengatur siasat pertempuran, tiba-tiba dia maju ke depan medan dan berteriak:”Hai, aku ingin segera bertemu dengan Ainul Mardhiyah . .” Kami menduga dia mulai ragu dan pikirannya kacau, kudekati dan kutanyakan siapakah Ainul Mardiyah itu.

Ia menjawab: “Tadi sewaktu aku sedang kantuk, selintas aku bermimpi. Seseorang datang kepadaku seraya berkata: “Pergilah kepada Ainul Mardiyah.” Ia juga mengajakku memasuki taman yang di bawahnya terdapat sungai dengan air yang jernih dan dipinggirnya nampak para bidadari duduk berhias dengan mengenakan perhiasan-perhiasan yang indah. Manakala melihat kedatanganku, mereka bergembira seraya berkata: “Inilah suami Ainul Mardhiyah . . . . .”


“Assalamu’alaikum” kataku bersalam kepada mereka. “Adakah di antara kalian yang bernama Ainul Mardhiyah?” Mereka menjawab salamku dan berkata: “Tidak, kami ini adalah pembantunya. Teruskanlah langkahmu” Beberapa kali aku sampai pada taman-taman yang lebih indah dengan bidadari yang lebih cantik, tapi jawaban mereka sama, mereka adalah pembantunya dan menyuruh aku meneruskan langkah.


Akhirnya aku sampai pada kemah yang terbuat dari mutiara berwarna putih. Di pintu kemah terdapat seorang bidadari yang sewaktu melihat kehadiranku dia nampak sangat gembira dan memanggil-manggil yang ada di dalam: “Hai Ainul Mardhiyah, ini suamimu datang . …”


Ketika aku dipersilahkan masuk kulihat bidadari yang sangat cantik duduk di atas sofa emas yang ditaburi permata dan yaqut. Waktu aku mendekat dia berkata: “Bersabarlah, kamu belum diijinkan lebih dekat kepadaku, karena ruh kehidupan dunia masih ada dalam dirimu.” Anak muda melanjutkan kisah mimpinya: “Lalu aku terbangun, wahai Abdul Hamid. Aku tidak sabar lagi menanti terlalu lama”.


Belum lagi percakapan kami selesai, tiba-tiba sekelompok pasukan musuh terdiri sembilan orang menyerbu kami. Pemuda itu segera bangkit dan melabrak mereka. Selesai pertempuran aku mencoba meneliti, kulihat anak muda itu penuh luka ditubuhnya dan berlumuran darah. Ia nampak tersenyum gembira, senyum penuh kebahagiaan, hingga ruhnya berpisah dari badannya untuk meninggalkan dunia. ( Irsyadul Ibad ).


sumber : milis - myqur’an

Membangun Keshalehan Personal dan Sosial



Kirim Print
dakwatuna.com - “Hai orang-orang yang beriman, rukuklah kamu, sujudlah kamu, sembahlah Tuhanmu dan berbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapat kemenangan.” (QS. Al-Hajj: 77)
Ayat ini merupakan ayat kedua terakhir dari surah yang unik dan istimewa, surah al-Hajj. Dikatakan surah yang unik karena sebagian ulama tafsir menggolongkan surah ini ke dalam kategori surah Makkiyah, namun sebagian yang lain justru sebaliknya menggolongkannya ke dalam kategori surah Madaniyah. Surah ini juga unik karena di dalamnya ada dua ayat sajdah, yaitu ayat 18 dan ayat ini seperti yang di pahami dari sebuah riwayat dari Uqbah bin Amir:
”Keutamaan surah al-Hajj karena terdapat dua ayat sajdah padanya. Barangsiapa yang tidak bersujud pada keduanya, janganlah ia membaca surah ini.” (HR. at-Tarmidzi dan Abu Dawud)

Ayat ini menggambarkan secara ringkas manhaj Allah SWT untuk manusia dan beban taklif bagi mereka agar mendapatkan keselamatan dan kemenangan. Ia di awali dengan perintah untuk rukuk dan sujud yang merupakan gambaran gerakan shalat yang tampak dan jelas, dilanjutkan dengan perintah untuk beribadah secara umum yang meliputi segala gerakan, amal dan pikiran yang di tujukan hanya kepada Allah SWT sehingga segala aktivitas manusia bisa beralih menjadi ibadah bila hati ditujukan hanya kepada Allah SWT bahkan Kenikmatan-kenikmatan dari kelezatan hidup dunia yang dirasakannya dapat bernilai ibadah yang di tulis sebagai pahala amal baik .

Ayat ini di tutup dengan perintah berbuat baik secara umum dalam hubungan horizontal dengan manusia setelah perintah untuk membangun hubungan vertikal dengan Allah SWT, dalam shalat dan ibadah lainnya. Oleh sebab itu, perintah ibadah dimaksudkan agar umat Islam selalu terhubung dengan Allah SWT sehingga kehidupan berdiri di atas fondasi yang kukuh dan jalur yang dapat membawa kepada-Nya. Sedangkan perintah untuk melakukan kebaikan, dapat membangkitkan kehidupan yang istiqamah dan kehidupan masyarakat yang penuh dengan suasana kasih sayang.

Perintah ini dipertegas kembali di akhir surah al-Hajj, bahwa umat Islam akan mampu mempertahankan eksistensinya sebagai umat pilihan dan sebagai saksi atas umat yang lain manakala mampu membina hubungan baik dengan Allah SWT dan membina hubungan baik sesama manusia:

”Dia (Allah) telah menamai kamu sekalian orang-orang muslim dari dahulu, dan (begitu pula) dalam (AL-Qur’an) ini, supaya Rasul itu menjadi saksi atas dirimu dan supaya kamu semua menjadi saksi atas segenap manusia, maka dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat dan berpeganglah kamu pada tali Allah. Dia adalah pelindungmu, Dialah sebaik-baik pelindung dan Sebaik-baik penolong.” (QS. al-Hajj:78)

Pada ayat di atas, Allah SWT memberi perintah kepada orang beriman agar mampu membangun kesalehan personal dan sosial secara bersamaan agar senantiasa dalam kemenangan, rukuk dan sujud merupakan cermin tertinggi dari pengabdian seseorang kepada Allah SWT, sedang ”berbuatlah kebaikan” merupakan indikasi kesalehan sosial.

Secara redaksional dalam urutan perintah ayat di atas, ternyata Allah SWT mendahulukan kesalehan personal dari kesalehan sosial. Ini berarti bahwa untuk membangun kesalehan sosial, harus dimulai dengan kesalehan personal. Atau kesalehan personal akan memberikan kekuatan untuk saleh juga secara sosial. Bahkan seluruh perintah beribadah kepada Allah SWT dimaksudkan agar lahir darinya kesalehan sosial, seperti shalat misalnya, bagaimana ia bisa mencegah dari perbuatan keji dan munkar:

“Dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan munkar.” (QS. Al Ankabut : 45)

Kisah yang diabadikan oleh Rasulullah SAW dalam sebuah haditsnya bagaimana seorang wanita yang saleh secara personal yang diwujudkan dengan ibadah shalat, puasa dan ibadah mahdhah lainnya namun ternyata Rasulullah SAW menyatakan bahwa ia dalam neraka. Karena ternyata kesalehan itu tidak membawanya menuju kesalehan sosial, bahkan ia cenderung tidak mampu menjaga lisannya dari tidak melukai hati orang lain.

Dalam tataran tafsir Al-Qur’an dengan Al-Qur’an, terdapat beberapa hubungan dan korelasi (munasabah) yang sangat erat antara kesalehan personal dan sosial dengan nilai-nilai mulia dari ajaran Islam. Untuk menggapai predikat ihsan misalnya, seseorang dituntut untuk mampu sholeh secara individu dan sosial yang diwakili dengan shalat malam dan berinfak,

“Sesungguhnya mereka sebelum itu di dunia adalah orang-orang yang berbuat kebaikan. Di dunia mereka sedikit sekali tidur di waktu malam. Dan selalu memohonkan ampunan di waktu pagi sebelum fajar. Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bagian.” (QS. Adz-Dzariyat : 16-19)

Ibnu Asyur mengomentari ayat ini dengan menjelaskan bahwa dua bentuk amal inilah yang sangat berat untuk dilakukan karena: pertama, bangun malam merupakan sesuatu yang sangat berat karena mengganggu istirahat seseorang. Padahal amal itu merupakan amal yang paling utama untuk membangun kesalehan personal seseorang. Kedua, amal yang melibatkan harta terkadang sangat sukar untuk dipenuhi karena manusia pada dasarnya memiliki sifat kikir dengan sangat mencintai hartanya. Di sinilah Allah SWT menguji kesalehan sosial seseorang dengan memintanya untuk mengeluarkan sebagian harta untuk mereka yang membutuhkan.

Nilai lain yang terkait dengan dua kesalehan ini, adalah sebab utama yang paling banyak menjerumuskan seseorang ke dalam neraka karena tidak mampu membentengi diri dengan dua kesalehan tersebut, seperti pernyataan jujur penghuni neraka yang diabadikan Allah SWT dalam firman-Nya,

“Apakah yang memasukkan kamu ke dalam Saqar (neraka)? Mereka menjawab, ’Kami dahulu tidak termasuk orang-orang yang mengerjakan shalat dan kami tidak pula memberi makan orang miskin dan adalah kami membicarakan yang batil, bersama dengan orang-orang yang membicarakannya.” (QS. Al-Mudatsir : 42-45)

Resep agar tidak bersifat keluh kesah lagi kikir juga sangat terkait dengan kemampuan seseorang membangun dalam dirinya dua kesalehan tersebut secara simultan. Allah SWT memberi jaminan,

“Kecuali orang-orang yang mengerjakan shalat, yang mereka itu tetap mengerjakan shalatnya, dan orang-orang dalam hartanya tersedia bagian tertentu, bagi orang miskin yang meminta dan orang yang tidak memiliki apa-apa (yang tidak mau meminta).” (QS. Al-Ma’arij : 22-25)

Berapa banyak dari umat ini yang hanya mementingkan saleh secara sosial tapi lupa akan hubungan baik dengan Allah SWT. Sebaliknya, banyak juga yang saleh secara personal namun ketika berhadapan dengan sosial, ia larut dan tidak mampu membangun kesalehan di tengah-tengah mereka. Sungguh umat ini sangat membutuhkan kehadiran komunitas yang saleh secara personal, dalam arti mampu menjaga hubungan baik dengan Allah SWT. Saleh secara sosial dalam arti mampu memelihara hubungan baik dan memberi kebaikan dan manfaat yang besar bagi kemanusiaan. (Allahu a’lam)

Jangan Sedih dengan Masa Lalu....Berbahagialah dengan Masa Kini

Bismillahirrahmanirrahim......

Adanya perasaan sedih karena masa lalu, karena seringnya mengingat peristiwa yang
pernah terjadi yang tidak mungkin untuk di rubah lagi. Ini merupakan suatu kelemahan
yang akan menjadikan seseorang merasa terus terbelenggu dan akan menjadikannya
lemah dan tak berdaya.

Karena itulah, Rasulullah SAW, melarang kita untuk menyesali hal-hal keduniaan yang
terjadi pada masa lalu. Rasulullah juga melarang seseorang mengatakan,
" Seandainya ( tempo hari ) aku melakukan ini, niscaya.....".
Dalam Hadist Rasullah SAW telah menjelaskan,....

Rasulullah SAW bersabda : " Bersungguh-sungguhlah pada hal yang bermanfaat bagimu,
dan mintalah pertolongan kepada Allah serta jangan merasa lemah. Bila kau ditimpa sesuatu,
janganlah kamu mengatakan, " Seandainya ( tempo hari ) aku melakukan ini, niscaya
begini-begini, " Katakanlah, " Allah telah menakdirkan dan apa yang Allah kehendaki maka
itu terjadi, " Sesungguhnya kata seandainya akan membuka pintu perbuatan syetan."
{ HR. Muslim }.

Hikmah Hadist :
~ Membimbing seorang muslim agar terus berusaha dan bersungguh-sungguh untuk
mengerjakan sesuatu yang bermanfaat baginya dan meminta pertolongan dalam
hal ini.

~ Bagi yang meminta pertolongan kepada Allah, maka ia tidak akan menjadi lemah.

~ Ada motivasi bagi seorang muslim agar percaya diri untuk meraih kesuksesannya dan
tidak berputus asa.

~ Sabar dan Iklas akan apa yang terjadi, karena Allah telah menakdirkan dan apa yang
Allah kehendaki maka itu terjadi .

~ Meniadakan rasa sedih, cemas dan keresahan di hati untuk menjadi lebih baik lagi
di masa selanjutnya dengan pertolongan Allah.

Katakanlah pada diri sendiri, 
'' aku hidup pada hari ini maka,...mengapa harus mencemaskan masa depan dan mengap aku terlalu mencemaskan masa lalu..."

"Nikmati hari-hari yang akan dijalani...jadikan masa lalu sebagai pelajaran berharga.
"..

"Curahkan semua usaha dan kerjakan sesuatu yang mengandung nilai kebaikan..
".

"Pasrahkan diri kita hanya kepada Allah....karena Allah lebih mengetahui apa yang terbaik bagi hambanya..."



Sumber : " Membangun Positive Thinking secara Islam " . Kary : Adil Fatih Abdullah

Catatan Galuh Rossie
http://www.facebook.com/notes/galuh-rossie/-jangan-sedih-dengan-masa-lalupikirkan-masa-kini-/143886388974680

Selasa, 03 Agustus 2010

Ramadhan

Ramadhan adalah bulan suci yang selalu dirindukan umat Islam dan kaum muslimin. Keindahan dan kekhusyukan hari-harinya adalah sulit didapatkan. Tidak heran dibulan suci ini begitu banyak hal biasa yang menjadi istimewa.

Bagi mereka yang menjalani puasa dengan benar, memahami esensi puasa, tentu bulan ini akan akan berkesan sangat mendalam. Alhasil Ramadhan ibarat ujian kenaikan kadar iman.

Tapi bagaimana juka puasa yang dijalankan hanya sebatas ritus belaka..? Jika demikian Ramadhan ibarat tengah melakoni sebuah karnaval ramai, gebyar dan berwarna-warni dan akan bubar setelah acara selesai.

Setiap orang berhak melakukan dan memilih apa yang dijalaninya disaat Ramadhan, tapi agar puasa kita tidak sia-sia, terjebak pada sebuah ritus belaka tanpa makna, maka maknailah puasa sebagai bentuk latihan pengendalian diri, penyucian diri dan bentuk penghambaan diri pada Tuhan Yang Maha Pencipta, sehingga puasa itu betul-betul sebagai bentuk peningkatan kesadaran kemanusian kita.

Puasa itu untuk Allah. Tidak bisa diamati oleh panca indera manusia. Yang mengetahui hanyalah Allah dan orang yang berpuasa itu sendiri. Sebagai mana hadist Nabi :
''puasa itu untuk-Ku, dan Aku sendirilah yang akan menbalasnya..''
Dapat dikatakan puasa itu sejatinya TRAINING OF SELF CONTROL atas segala tindak-tanduk sang hamba....Kendati sang hamba melaksanakan ibadah puasa, dirinya hanya akan menghasilkan lapar dan dahaga belaka. Hal ini paralel dengan Hadist Nabi SAW,
'' bisa jadi orang yang berpuasa itu tidak memperoleh apa-apa dari puasanya... Selain rasa lapar dan dahaga saja. (HR. Ibnu Majah).
Puasa seperti ini hanya sekedar '' menggugurkan '' kewajiban. ***

Minggu, 01 Agustus 2010

La Tahzan...
***Allah Menjanjikan Kita Yang Senantiasa Menjaga Dan Memelihara Nafsu Untuk Kebaikan-Kebaikan....Atau Motifasi Mencari Ridha-Nya...Surga-Nya....Tempat-Tempat Kediaman Yang Mulia....Apa Saja Yang Mata Tidak Pernah Memandang....Telingan Tidak Pernah Mendengar ...Dan Tidak Pernah Terlintas Dalam Hati....***
La Tahzan....

*** Allah Sangat Mencintai Dan Menyayangi Manusia Yang senantiasa Menerima Keputusan-Nya Dengan Selalu Berfikir Positif Dan Ihklas....***
La Tahzan...
Dengan Berani Mengakui Kesalahan Dan Meminta Maaf, Orang Yang Merasa Kita Dirugikan Tidak Akan Marah...Meskipun Dalam Benaknya Ada Perasaan Kesal Dan Marah...Dia Akan Memaafkan Kesalahan Kita. Sebaliknya Jika Tidak Mengakui Kesalahan Yang Kita Lakukan, Malah Menyembunyikan Atau Menutup-Nutupi...Percayalah Hal Itu Akan Menjadi Bumerang Bagi Kita....***
La Tahzan...




" Jika Dihatimu Ada Perasaan Benci Dan Sayang Kepada Seseorang,  Telitilah Apakah Semuanya Berdasarkan Al-Qur'an Atau Hadist...Jika Sesuai  Dengan Keduanya...Bergembiralah Karena Kamu bertindak sesuai Dengan Nilai-Nilai Allah Dan Rasul-Nya....Akan Tetapi Jika Kebencian Tidak sesuai Dengan Keduanya, Ketahuilah Bahwa Sesungguhnya Kamu Mengikuti Hawa Nafsu....***
Hatilah yang pertama kali memberontak dan memberi nasihat, ketika kita akan mengerjakan hal-hal buruk atau perbuatan dosa. hati pulalah yang memunculkan perasaan penyesalan atau kegelisahan atas tindakan yang kurang terpuji. ***