Have a day full of smiles, good work and love!
Because Smile is the Melody of the Soul. Work is the Service of the Spirit and Love is the Gift of the heart.

Rabu, 28 Juli 2010

Dalam Tidurpun Hamba Bergantung Pada-Mu

Kelemahan manusia membuatnya selalu bergantung pada Sang Pemilik Semesta, bahkan dalam tidurnya sekalipun.

Kelam semakin menampakan kepekatannya. Udara dingin merayu manusia untuk menyandarkan tubuh pada kasur yang empuk. Setelah diguyur panas seharian, didera pelbagai permasalahan. Tidur memang menjadi pelabuhan bagi tubuh yang lelah.

Tidur menjaga penampilan mental ketika otak terlalu jenuh. Dengan menidurkan diri selama beberapa jam, persiapan otak untuk menghadapi hari esok semakin mantap. Justru kalau tetap ngotot bekerja, tanpa memikirkan kebutuhan tidur, kinerja otak akan menurun.

Disinilah berlaku konsep keseimbangan. Bahwasannya manusia hidup butuh keseimbangan. Bila salah satu aspek tidak terpenuhi, maka keseimbangan tidak akan terwujud. Dan itu akan sangat membahayakan manusia. Tidur menjadi penyeimbang kinerja tubuh dan pikiran.

Untuk tujuan itulah Allah menggilir siang dan malam, agar manusia manusia dapat memunculkan keseimbangan tersebut.

'' Dialah yang menjadikan untukmu malam (sebagai) pakaian dan tidur untuk istirahat dan Dia menjadikan siang untuk bangun dan berusaha (QS. al Furqan ;47).

Namun demikian , keindahan ajaran Islam selalu menjadikannya 'peduli' pada hal-hal sekecil apapun dalam ritme kehidupan, termasuk tidur.

Islam mengajak untuk selalu mengingat Allah, dimanapun dan kapanpun bahkan dalam tidur sekalipun...sebagai manifestasi syukur kepada-Nya.

Menjelang tidur sang hamba disadarkan kembali bahwa ia adalah seorang manusia yang dimiliki Allah.

Hidup dan matinya atas kehendak Allah. Maka berserah diri pada Sang Pemilik, merupakan keharusan ditengan otoritas-Nya, dalam menentukan kematian sang hamba.

Lewat untaian do'a, sang hamba bersaksi, bahwa hidup dan matinya karena Allah.

Saat musibah merengut nyawanya, sementara ia sedang asyik tertidur, ia mati dalam kepasrahan kepada Ilahi.

Begitu juga saat sang hamba bangun, dan ia masih menemukan dirinya yang sehat, utuh dan tidak kekurangan suatu apapun, ia langsung mempersembahkan rasa syukurnya pada Sang Pencipta.

Sejatinya Allah tidak pernah membutuhkan sang hamba untuk mengingat-Nya. Ia maha atas segala sesuatu hingga tak perlu bagi-Nya untuk mengharap sesuatu dari hamba-Nya yang dhaif.

Namun justru sang hambalah yang tak mampu bila sedetikpun tak mengingat-Nya bahkan dalam tidur sekalipun. Kelemahannya membuat manusia senantiasa selalu bergantung pada Sang Pemilik Jiwa.

Dalam kondisi apapun sang hamba amat tak berdaya menghadapi situasi yang tak pernah dapat diprediksi.

Mengingat Allah adalah sebuah jalan bagi sang hamba merasakan kehangatan kasih-Nya. Kasih yang tak pernah terputus sedikit jua, walau sang hamba mengecewakan-Nya...***


*Di malam yang hening, menanti saat indahnya bercumbu dengan kasihmu Ya Rabb....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar